Selasa, 18 Juni 2013

contoh makalah resume tunalaras


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Karakteristik anak dengan gangguan emosi dan perilaku yang sering dijumpai adalah tiga karakteristik berikut : hiperaktifitas, distrakbililitas, dan impulsifitas. Anak hiperaktif bergerak terlalu banyak , anak distraktebel tidak dapat memperhatikan secara wajar, dan anak impulsifitas suka bertindak tanpa banyak pertimbangan. Karena kurangnya pemusatan perhatian anak sering gagal dalam mengerjakan tugas secara detail atau kesalahan dalam tugas sekolah, pelajaran atau aktivitas lainnya. Jika perilaku ini berlanjut, maka ia akan menjadi individu kurang bisa menimba ilmu, mengabaikan tugas, dan kurang mampu mengorganisir aktivitasnya.
            Dengan adanya makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami dan menangani anak tunalaras terutama bagi para pendidik agar mampu memberikan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik anak tunalaras tersebut.

B.     Rumusan masalah
1.      Apakah penyebab hiperaktivitas, distrakbilitas, dan impulsivitas ?
2.      Bagaimana pengendalian anak dengan hiperaktivitas, distrakbilitas, dan impulsivitas ?

C.    Tujuan
1.     Mengetahui penyebab dari hiperaktivitas, distrakbilitas, dan impulsivitas.
2.     Mengetahui cara mengendalikan anak dengan hiperaktivitas, distrakbilitas, dan impulsivitas.
D.   Manfaat
1.      Memberikan pengetahuan tentang anak dengan hiperaktivitas, distrakbilitas, dan impulsivitas.
2.      Memberikan referensi dalam rangka pengendalian hiperaktivitas, distrakbilitas, dan impulsivitas.

BAB II
PEMBAHASAN
A.   Hiperaktivitas
1.     Pengertian dan Definisi
Hiperaktivitas merupakan aktivitas motorik yang tinggi dengan ciri-ciri aktivitas selalu berganti, tidak mempunyai tujuan tertentu, berulang dan tidak bermanfaat (Hallahan & Kauffman, 1994)..
2.      Penyebab
Berikut ini adalah faktor-faktor penyebab hiperaktif pada anak:
a.       Faktor neurologic
Insiden hiperaktif yang lebih tinggi didapatkan pada bayi yang lahir dengan masalah-masalah prenatal seperti lamanya proses persalinan, distres fetal, persalinan dengan cara ekstraksi forcep, toksimia gravidarum atau eklamsia. Di samping itu faktor-faktor seperti bayi yang lahir dengan berat badan rendah, ibu yang terlalu muda, ibu yang merokok dan minum alkohol juga meninggikan insiden hiperaktif  Terjadinya perkembangan otak yang lambat.
b.      Faktor etiologi
Terjadinya disfungsi pada salah satu neurotransmiter di otak yang bernama dopamin. Dopamin merupakan zat aktif yang berguna untuk memelihara proses konsentrasi. Beberapa studi menunjukkan terjadinya gangguan perfusi darah di daerah tertentu pada anak hiperaktif, yaitu di daerah striatum, daerah orbital-prefrontal, daerah orbital-limbik otak, khususnya sisi sebelah kanan.
c.       Faktor toksik
Beberapa zat makanan seperti salisilat dan bahan-bahan pengawet memilikipotensi untuk membentuk perilaku hiperaktif pada anak. Di samping itu, kadar timah (lead) dalam serum darah anak yang meningkat, ibu yang merokok dan mengkonsumsi alkohol, terkena sinar X pada saat hamil juga dapat melahirkan calon anak hiperaktif.
d.      Faktor genetic
Kurang lebih sekitar 25-35% dari orang tua dan saudara yang masa kecilnya hiperaktif akan menurun pada anak. Hal ini juga terlihat pada anak kembar..
e.       Faktor psikososial dan lingkungan
Perilaku hiperaktif dapat diperoleh anak dari observasi dan meniru perilaku orang lain.
3.      Pengendalian
Ada beberapa teknik yang telah dikembangkan untuk megatasi perilaku hiperaktivitas antara lain :
a.       Medikasi
Medikasi adalah panggunaan obat-obatan untuk mengendalikan hiperaktifitas.Obat yang sering dipakai adalah obat perangsang syaraf seperti methylphenidate atau dextramphetamine.
b.      Diet
Diet dianjurkan oleh Feingold menuntut pantangan pada makanan yang mengandung bahan kimia seperti pewarna , pengawet dan penyedap rasa tiruan.
c.       Modifikasi tingkah laku
Berdasarkan paradigma operant conditioningnya skinner bahwa perilaku merupakan hasil belaja atau diperoleh dari interaksi individu dengan lingkungannya. Oleh karena itu perilaku jug adapt diubah dan dikendalikan dengan cara mengatur pola interaksi antara individu dengan lingkungannya.
d.      Modeling
Pada modeling prosedur yang dipakai adalah dengan menyuruh anak normal dikelas atau di linkunannya untuk member contoh perilaku yang baik kepada anak hiperaktif dan mendorong agar menjadi modeling.
  1. Distrakbilitas
1.      Pengertian dan definisi
Distrakbilitas adalah bagian dari Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP). Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP) adalah suatu gangguan pada otak yang mengakibatkan kesulitan konsentrasi dan pemusatan perhatian.
Akibat kekurangan perhatian, anak Gangguan Pemusatan perhatian (GPP) mempunyai kecenderungan untuk memperhatikan rangsang yang kurang menonjol, yang dapat berupa distraktiblitas visual (penglihatan), auditoris (pendengaran), dan internal.
2.      Penyebab
Distrakbilitas diperkirakan berasal dari berbagai faktor, antara lain:
a.       Faktor genetik terutama pada anak laki-laki
b.      Gangguan pada masa prenatal dan perinatal
c.       Ibu hamil yang kecanduan alcohol
d.      Akibat trauma kepala
e.       Keracunan timbal, zat pewarna dosis tinggi dalam makanan
f.       Tekanan psikologis seperti tidak mendjapat perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya, sehingga kebutuhan dasar anak tidak terpenuhi.
g.      Faktor psikososial
3.      Pengendalian
a.       Lingkungan yang terstruktur dan stimulus yang terkendali
Pengurangan stimulus dapat dicapai melalui beberapa modifikasi :
·         Dinding pada langit-langit yang kedap udara dan berkarpet
·         Jendela yang tidak tembus pandang (buram)
·         Lemari dan rak yang terkunci
·         Pengurangan penggunaan papan yang berwarna
·         Menggunakan tempat yang berbentuk kubik dan berisi.
b.      Modifikasi materi dan strategi pembelajaran
c.       Modifikasi tingkah laku
C.   Impulsivitas
1.      Pengertian dan definisi
Gejala impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Ada semacam dorongan untuk mengatakan/melakukan sesuatu yang tidak terkendali. Contoh nyata dari gejala impulsif adalah perilaku tidak sabar. Anak tidak akan sabar untuk menunggu orang menyelesaikan pembicaraan. Anak akan menyela pembicaraan atau buru-buru menjawab sebelum pertanyaan selesai diajukan. Anak juga tidak bisa untuk menunggu giliran, seperti antri misalnya.
2.      Penyebab
Ada beberapa macam asumsi penyebab impulsivitas seperti : keturunan, cemas,factor budaya ,disfungsi syaraf, perilaku yang dipelajari dari lingkungan dsb.
3.      Pengendalian
a.       Modifikasi tingkah laku
b.      Mengajarka seperangkat keterampilan seperti memusatkan perhatian, menghindari gangguan, menunda respon dll.
c.       Wawancara/berdiskusi dengan anak yang bersangkutan.






BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
a.     Hiperaktivitas merupakan aktivitas motorik yang tinggi dengan ciri-ciri aktivitas selalu berganti, tidak mempunyai tujuan tertentu, berulang dan tidak bermanfaat. Penyebabnya antara lain : factor neurologic, etiologi, toksik, genetic, psikososial dan lingkungan. Pengendaliannya : medikasi, diet, modifikasi perilaku, modeling.
b.      Distrakbilitas adalah bagian dari Gangguan Pemusatan Perhatian (GPP). Penyebabnya : Faktor genetik terutama pada anak laki-laki, Gangguan pada masa prenatal dan perinatal, Ibu hamil yang kecanduan alcohol, Akibat trauma kepala, Keracunan timbal, dan Faktor psikososial. Pengendaliannya : Lingkungan yang terstruktur dan stimulus yang terkendali, modifikasi materi dan strategi pembelajaran, modifikasi tingkah laku.
c.       Gejala impulsif ditandai dengan kesulitan anak untuk menunda respon. Penyebabnya : keturunan, cemas,factor budaya ,disfungsi syaraf, perilaku yang dipelajari dari lingkungan dsb. Pengendaliannya : Modifikasi tingkah laku, Mengajarkan seperangkat keterampilan seperti memusatkan perhatian, menghindari gangguan, menunda respon, dan Wawancara/berdiskusi dengan anak yang bersangkutan.


Daftar pustaka

Sunardi. 1995. Ortopedagogik Anak Tunalaras I. Surakarta : Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Guru.